NEED ASSESMENT
MELALUI APLIKASI INSTRUMENTASI
DCM ( DAFTAR CEK MASALAH )
MAKALAH
Disampaikan Pada
Kegiatan Workshop Guru Pembimbing SMP
Se Kabupaten
Pati
Selasa, Tanggal 2
April 2012
Oleh :
Drs. M A S T
U R, M.Pd.,Kons.
Kepala SMP 2 Jati Kudus
Koordinator MGP SMP/MTs. Kab. Kudus
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Bimbingan dan Konseling
merupakan bantuan yang diberikan kepada setiap individu baik yang mempunyai
masalah maupun yang tidak mempunyai masalah, dalam rangka membantu individu tersebut
memahami dirinya, lingkungan dan merencanakan masa depan. Didalam memberikan
layanan kepada individu harus dilakukan oleh orang yang profesional dan secara
profesional. Agar dalam melaksanakan pelayanan konseling dapat melakukan secara
profesional maka ada beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh konselor,
diantaranya bahwa konselor harus mampu memahami kebutuhan dan permasalahan
nyata yang dialami oleh individu ( Klien ) yang menjadi sasaran pelayanan
konseling.
Untuk mengungkap data-data yang
diperlukan dari klien dapat dilakukan melalui kegiatan pengukuran sebagai upaya
untuk menganalisa kebutuhan (need assesment) klien dengan menggunakan alat ukur
atau instrumen tertentu. Yang mana kegiatan ini biasa juga disebut AplikasiInstrumentasi.
Dalam Konseling, kondisi individu,
terutama orang-orang yang potensial atau sedang menjadi klien memiliki berbagai
hal yang perlu diungkapkan. Ketepatan pemahaman, penyingkapan dan perlakuan
konselor terhadap individu ( Klien ) yang dimaksud sangat tergantung pada hasil
pengungkapan kondisi diri individu tersebut. Pengungkapan kondisi diri klien
dilakukan melalui Aplikasi Instrumentasi, baik melalui instrument tes maupun
non tes. Hasil aplikasi instrumentasi ini kemudian ditafsirkan, disikapi dan
digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan
konseling dan/atau kegiatan pendukung lainnya.
Berhubung dengan pentingnya hasil
aplikasi instrumentasi dalam konseling, maka kegiatan dengan menggunakan instrumen
itu harus dilakukan dengan cermat, disertai penggunaan yang tepat
hasil-hasilnya. Pemilihan instrumen dan pelaksanaan pengukuran yang cermat,
penafsiran yang akurat atas hasil-hasilnya, akan memberikan sumbangan yang amat
berharga bagi pelayanan bantuan terhadap klien.
B.
Pengertian dan Tujuan
Manusia sebagai individu menyimpan banyak arti yang terpendam dan perlu
untuk disingkapkan. Betapa banyaknya kondisi diri individu yang perlu diolah,
sementara itu masih tak terhingga
banyaknya suatu hal ikhwal yang belum diketahui apa dan bagaimana
tentang salah satu sisi ( gejala ) diri individu tersebut. Pengolahan terhadap
gejala yang masih asing serta
penyingkapan terhadap hal-hal yang masih terpendam itu merupakan upaya
pengungkapan melalui kegiatan pengukuran. Hasil pengukuran itu lebih lanjut
ditafsirkan untuk dapat memperoleh makna tertentu dari apa yang telah berhasil
disingkapkan itu.
Upaya pengungkapan melalui kegiatan pengukuran (sering disebut
measurement atau assessment) itu dilakukan dengan memakai alat ukur atau
instrument tertentu. Oleh karenanya pengukuran yang dimaksudkan itu biasa juga
disebut Aplikasi Instrumentasi, artinya kegiatan menggunakan instrumen untuk
mengungkapkan kondisi sesuatu. Jelasnya Aplikasi Instrumentasi adalah kegiatan
untuk mengungkap dan mengumpulkan data tentang kondisi diri individu ( Klien )
beserta lingkungannya secara terperinci. Pengungkapan dan pengumpulan data ini
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes
baik secara manual maupun komputerisasi.
Aplikasi Instrumentasi merupakan salah satu dari kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling. Secara utuh kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
mencakup aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan
rumah, tampilan kepustakaan dan alih tangan kasus.
Tujuan kegiatan aplikasi instrumentasi
dalam layanan konseling ini dapat dirinci dalam tujuan umum dan tujuan khusus ,
sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum aplikasi
instrumentasi (Al) adalah diperolehnya data hasil pengukuran tentang kondisi
tertentu klien. Data ini kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling dan atau menjadi isi dari
layanan yang dimaksudkan. Dengan menggunakan data tersebut penyelenggaraan
layanan konseling terhadap klien akan lebih efektif dan eflsien.
2.
Tujuan Khusus
Dikaitkan dengan fungsi-fungsi konseling,
kegiatan Aplikasi Instrumentasi (AI) didominasi oleh fungsi pemahaman. Data
hasil aplikasi instrumentasi digunakan untuk memahami kondisi klien, seperti
potensi dasar, bakat dan minat, kondisi diri dan lingkungan, masalah yang
dialami dan sebagainya. Pemahaman yang diperoleh melalui data yang dimaksudkan
itu digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya membantu klien sesuai dengan
kebutuhan dan (kemungkinan) masalah-masalah yang dialami yang sesuai dengan
fungsi pencegahan dan pengentasan. Selanjutnya berdasarkan hasil Aplikasi Instrumentasi
konselor dapat berupaya mengembangkan potensi dan memelihara kondisi-kondisi
positif yang ada (fungsi pengembangan dan pemeliharaan). Disamping itu, data
yang terungkap mungkin juga dapat digunakan sebagai bukti dalam rangka membela
hak-hak klien (fungsi advokasi).
B. Ruang lingkup Aplikasi
Instrumentasi Konseling
Sebagaimana
dijelaskan di atas, aplikasi instrumentasi adalah kegiatan pengungkapan data
tentang diri individu ( klien ). Materi yang hendak diungkapkan melalui
instrumen atau lat ukur tertentu jenisnya bermacam-macam. Khususnya untuk
keperluan konseling, materi tersebut pada umumnya menyangkut diri individu yang
secara potensial memiliki sangkut paut dengan pelayanan konseling, yaitu pada
garis besarnya :
- Kondisi fisik individu : keadaan jasmaniah dan kesehatan
- Kondisi dasar psikologis : potensi dasar, bakat, minat dan sikap
- Kondisi dinamik – fungsional psikologis
- Kondisi kegiatan dan hasil belajar ( khusus bagi pelajar )
- Kondisi hubungan social
- Kondisi keluarga dan lingkungan
- Kondisi arah pengembangan dan kenyataan karir
- Permasalahan yang potensial dan/atau sedang dialami.
Hasil pengungkapan
data diri individu tersebut semaksimal mungkin dipergunakan untuk :
1.
Perencanaan program kegiatan konseling
2.
Penyelenggaraan layanan konseling, dan
3.
Evaluasi hasil dan proses konseling
C. Persyaratan
Konselor Untuk Melakukan Aplikasi Instrumentasi.
Dalam kegiatan aplikasi instrumentasi ada dua peran penting yang harus
dikuasai seorang konselor. Yaitu sebagai penyelenggara dan sebagai pengguna
hasil-hasilnya. Adalah sangat diharapkan konselor mampu sebagai penyelenggara
administrasi instrumen sekaligus sebagai pengguna hasil-hasilnya. Ada kalanya
konselor berperan sebagai pengguna, yaitu untuk instrument tes psikologis yang
pelaksanaannya di luar kewenangannya. Dalam hal ini konselor perlu meminta
bantuan psikolog atau seorang ahli yang sudah memperoleh sertivikasi tes
psikologis untuk menyelenggarakan instrumen yang dimaksud, dan kemudian
konselor menggunakan hasil-hasilnya untuk keperluan layanan terhadap klien.
Kerjasama seperti ini termasuk ke dalam kolaborasi professional yang dapat
menyuburkan kehidupan kedua profesi ( profesi konselor dan profesi psikolog ).
Konselor memiliki kewenangan untuk penyelenggaraan instrumentasi non tes, yang
memang pada umumnya lebih bersifat terbuka. Meskipun demikian dalam
penerapannya seorang konselor dituntut untuk trampil dan betul – betul
menguasai instrumen non tes yang digunakannya. Untuk itu ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi seorang konselor, agar dapat menyelenggrakan instrumentasi
non tes yang sesuai dengan syarat-syarat pengukuran, yaitu :
a. Memahami isi dan bentuk instrumen yang dipakai
secara mendalam dan menyeluruh
b. Memahami dan dapat melaksanakan prosedur dan
cara-cara pengadministrasian instrumen.
c. Memahami dan dapat melaksanakan cara
pengolahan jawaban responden.
d. Memahami dan dapat
melaksanakan penafsiran terhadap hasil-hasil instrumentasi.
e. Memperoleh ijin dari pihak yang memiliki
kewenangan atas instrumen tersebut.
Kegiatan aplikasi instrumentasi sangat mendukung kegiatan pelayanan dan
juga kegiatan pendukung konseling lainnya. Konselor harus mampu mengefektifkan
penggunaan hasil-hasil instrumentasi tersebut dalam rangka sebesar-besarnya
menyukseskan pelayanan kepada klien dan seluruh individu yang menjadi tanggung
jawab konselor. Untuk itu konselor hendaklah memahami dan menguasai :
a.
Isi materi, tujuan dan bentuk masing-masing instrumen.
b.
Untuk siapa instrumen tersebut
diaplikasikan.
c.
Aspek teknis aplikasi instrumentasi : Pengadministrasian.
Pengolahan jawaban, dan Penafsiran hasil instrumentasi, serta Penyampain hasil
kepada responden.
d.
Penggunaan hasil instrumentasi untuk pelayanan kepada klien,
serta penggunaan yang lebih luas untuk perencanaan dengan pengembangan program
konseling.
e.
Penyimpanan hasil instrumentasi.
BAB.
III
PELAKSANAAN
APLIKASI INSTRUMENTASI
A.
Persiapan.
Kegiatan aplikasi instrumentasi dimulai
dengan kajian yang cukup mendalam tentang perlunya suatu instrumen
diaplikasikan terhadap seseorang atau sekelompok responden. Keserasian antara
responden dan instrumen menjadi hal yang paling menentukan. Agar pelaksanaan
kegiatan aplikasi instrumentasi berjalan lancar dan profesional konselor perlu melakukan
beberapa kegiatan persiapan diantaranya adalah :
a. Mempelajari dan memahami kembali isi dan bentuk instrument yang
dipakai secara mendalam dan menyeluruh
b. Mengidentifikasi karakteristik responden
c. Melihat kesesuaian antara instrumen dan
responden
d. Menyiapkan diri untuk mampu menyelenggarakan
pengadministrasian instrumen
e. Memahami dan dapat melaksanakan cara
pengolahan jawaban-jawaban responden
f. Memahami
dan dapat melaksanakan penafsiran terhadap hasil-hasil instrumentasi
g. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan
pihak-pihak yang mempunyai kewenangan menyelenggarakan tes psikologis, dalam
hal ini konselor yang telah menjalani pelatihan dan memperoleh sertifikat
kewenangan.
h. Berkoordinasi dengan pihak sekolah agar
pelaksanaan tes psikologis dapat berjalan dengan
lancar
B. Penetapan
Sasaran Aplikasi Instrumentasi.
Responden adalah
mereka yang mengerjakan instrumen baik tes maupun non tes. Kondisi responden
mencakup semua karakteristik diri (umur, jenis kelamin, kondisi fisik dan
psikologis, individual atau kelompok, pendidikan, pekerjaan). Tidak semua
instrumen cocok dan perlu digunakan untuk semua responden, bahkan seringkali
suatu instrumen hanya cocok untuk responden tertentu. Konselor harus memilih
instrumen sesuai dengan karakteristik responden dan tujuan assessment agar
memperoleh data yang valid dan relevan dengan kebutuhan layanan.
C. Variasi Instrumen Yang Digunakan.
Mengingat
pentingnya hasil aplikasi instrumentasi dalam konseling, maka kegiatan dengan
menggunakan instrumen harus dilakukan dengan cermat, disertai penggunaan yang
tepat hasil-hasilnya. Pemilihan instrumen dan pelaksanaan pengukuran yang
cermat, penafsiran yang akurat atas hasil-hasilnya disertai perlakuan yang
akurat terhadap klien, akan merupakan sumbangan yang amat berharga bagi
pelayanan bantuan terhadap klien. Pada kegiatan
aplikasi instrumentasi ini dapat dipilih beberapa variasi instrumen, yakni:
1) Instrumen
Non Tes
• DCM ( Daftar Cek Masalah
) , Sosiometri, Self Esteem and Locus Of
Control, Multiple Intelligent Inventory, AUM PTSDL, dll
2) Instrumen Tes :
• TIU ( Tes Intellegensi
Umum ), DAT ( Deferntial Attitude Tes ),
EPPS ( Edward Personal Pearson ), Tes Kreplin, dll
BAB.
III
APLIKASI
INSTRUMENTASI DCM ( DAFTAR CEK MASALAH )
DENGAN SYSTEM KOMPUTER
A. Gambaran Umum
DCM ( Daftar Cek
Masalah ) adalah daftar yang berisi pernyataan-pernyataan yang merupakan
masalah yang diasumsikan biasa dialami oleh individu dalam tingkat perkembangan
tertentu. DCM digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang dialami oleh
individu, dengan merangsang atau memancing individu untuk pengutaraan masalah
yang pernah atau sedang dialaminya.
Fungsi
dari DCM
a.
Untuk memudahkan individu mengemukakan
masalah yang pernah atau sedang dihadapi.
b.
Untuk mensistimatisasi jenis masalah yang
ada pada individu agar memudahkan analisa dan sintesa dengan data yang
diperoleh dengan cara/alat lain.
c.
Untuk menyusun program pelayanan konseling
agar sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan siswa ( Sebagai salah satu alat
Need Assesment ).
Dalam hal ini Penulis merancang bentuk DCM
sendiri yang merupakan perpaduan dari contoh-contoh DCM yang sudah banyak
digunakan di sekolah-sekolah. DCM hasil rancangan Penulis ini terdiri dari 240
butir pernyataan dan 3 butir pertanyaan yang terbagi dalam 4 ( Empat ) bidang,
sesuai dengan bidang bimbingan yakni : Pribadi, Sosial, Belajar dan Karir.
Sedangkan aspek - aspek yang berusaha diungkap
lewat DCM ini meliputi 12 ( Dua Belas ) aspek , yaitu :
•
Kesehatan
•
Keadaan Ekonomi
•
Kehidupan Keluarga
•
Agama dan Moral
•
Rekreasi dan Hobi
•
Hubungan Pribadi
•
Kehidupan Sosial dan
Keaktifan Berorganisasi
•
Masalah Remaja ( Muda
Mudi )
•
Penyesuaian Terhadap
Sekolah
•
Penyesuaian Terhadap
Kurikulum
•
Kebiasaan Belajar
•
Masa Depan dan
Cita-cita
Cara Pengerjaan DCM
a.
Siswa diminta
menuliskan identitasnya secara lengkap sesuai format isian yang disediakan
dalam lembarjawab DCM.
b.
Siswa dipersilahkan
membaca item-item yang di dalamnya berisi pernyataan-pernyataan yang mengandung
permasalahan-pennasalahan yang biasa dialami oleh individu.
c.
Siswa diminta
menuliskan nomer item pernyataan di lembar jawab, jika masalah tersebut sesuai
dengan yang pemah dialami atau sedang dialami
d.
Memotivasi siswa agar
dapat mengerjakan dengan jujur, dengan memberikan jaminan kerahasiaan akan
semua jawabannya
e.
Menginformasikan
bahwa hasil DCM akan dijadikan acuan dalam memberikan layanan (bantuan) pada
siswa.
f.
Waktu yang diberikan
pada siswa setara dengan satu jam pelajaran, yakni 40
menit.
Pengolahan Bahan Instrumen
Dalam pengolahannya DCM ini dapat
dianalisa secara kelompok dan individu, sedangkan aspek yang dianalisa adalah
per-butir masalah dan per-topik masalah.
Langkah-langkah analisa
secara individual adalah sebagai berikut :
a.
Menjumlah item yang
menjadi masalah individu pada setiap topik masalah.
b.
Mencari presentasi
per-topik masalah dengan cara mencari rasio antara jumlah butir yang menjadi
masalah dengan butir topik masalah.
Nm : Jumlah butir yang menjadi masalah individu
dalam setiap Topik
N :
Jumlah butir pada topik masalah
tersebut.
c.
Mencari jenjang ( rangking
) masalah dengan cara mengurutkan % topik masalah mulai dari yang terbesar
sampai yang terkecil.
Langkah-langkah analisa
sccara kelompok / klasikal adalah sebagai berikut:
a.
Analisa per-butir masalah
•
Menjumlahkan banyaknya siswa yang
mempunyai butir masalah yang sama un tuk setiap butir.
•
Mencari prosentase masalah dengan cara
mencari rasio antara banyaknya siswa yang bermasalah untuk butir tertentu
dengan jumlah siswa , dengan menggunakan rumus :
Nm : Banyaknya
siswa yang bermasalah untuk butir tertentu.
N
: Banyaknya siswa yang mengerjakan DCM
b.
Analisa per-topik masalah
•
Harus diketahui jumlah siswa yang
mengerjakan DCM
•
Harus diketahui jumlah butir yang menjadi
masalah siswa (dicek)
•
Menghitung Prosentase permasalahan topik
Nm : Jumlah
butir masalah yang dicek
N : Jumlah
siswa yang mengerjakan DCM
M : Jumlah butir soal dalam topik masalah
c.
Mengkonversikan %
masalah ke dalam predikat / derajat nilai A, B, C, D, dan E sebagai
berikut :
0 % =
A (Baik)
1 % -10 % =
B (Cukup Baik)
11%-25% = C (Cukup)
26 % - 50 % =
D (Kurang)
51 % -100 % = E (Kurang Sekali)
d.
Memberikan asumsi bahwa yang berada dalam
prosentase / derajat masalah tertinggi sebagai masalah yang harus mendapat
perhatian/pemecahan.
Penggunaan
Hasil
Setelah pengolahan data angket DCM ini, akan diperoleh
suatu gambaran yang berkaitan dengan permasalahan dan kebutuhan nyata siswa,
yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam merencanakan layanan-layanan
yang akan diberikan pada siswa
B. Efisiensi
Analaisa Dengan Sistem Komputer.
Kalau kita
mencermati langkah-langkah analisa DCM di atas, betapa rumit dan membutuhkan
banyak waktu dalam mengerjakannya. Dapat dibayangkan berapa waktu yang
digunakan kalau siswa asuh kita ada lebih dari 5 kelas dan setiap kelas ada 40
siswa. Barangkali bisa meghabiskan waktu berminggu-minggu, lalu kapan kita
membuat program layanan konselingnya ?
Untuk mengatasi semua itu Penulis merancang system aplikasi DCM yang
memudahkan dan mempercepat proses analisis hasil DCM. Dalam system ini sudah
diatur sedemikian rupa sehingga Guru Pembimbing sangat mudah dan cepat mengolah
hasil angket DCM. Beberapa fasilitas penulis sediakan dengan tampilan yang
mudah dikerjakan dan dipahami. Berikut ini penjelasan dari fasilitas yang ada
dalam system aplikasi DCM tersebut :
1.
Halaman Cover / Menu Utama
Halaman ini
berisi daftar isi dari seluruh file yang ada. Apabila Bapak/Ibu ingin menuju ke
halaman tertentu, cukup meng "KLIK" pada kotak pilihan setelah
pointer mouse berbentukI( telapak tangan ).
2.
Halaman Petunjuk Operasional.
Bagian ini memuat petunjuk umum penggunaan alat ini. Apabila Bpk/Ibu mengalami
kesulitan dalam penggunaan alat ini, barangkali lewat bagian ini Bpk/Ibu bisa
mendapatkan petunjuk pengoperasian alat ini.
3.
Halaman Soal DCM
Halaman ini berisi Soal DCM. Apabila Bapak/Ibu berkenan menggunakan DCM
pada anak asuh Bpk/Ibu, dapat mencetak dari halam ini, dengan catatan : Tidak boleh dibolak - balik nomor soalnya. Hal ini
karena terkait dengan urutan soal yang telah terbagi sesuai dengan topik yang ada.
Identitas sekolah bisa diganti dengan identitas sekolah
tempat bapak/ibu bekerja.
Dalam system Aplikasi DCM ini penulis menyusun soal sebanyak 240 soal/pernyataan yang terbagi dalam 12 topik masalah dan 4 bidang bimbingan.
Setiap topic masalah terdapat jumlah soal/pernyataan yang sama, yaitu 20
soal/pernyataan.
4.
Halaman Petunjuk Operasional / Manual Guide.
Bagian ini memuat petunjuk umum penggunaan alat ini. Apabila Bpk/Ibu mengalami kesulitan dalam penggunaan alat ini, barangkali lewat bagian
ini Bpk/Ibu bisa mendapatkan petunjuk pengoperasian alat ini.
5.
Halaman Tabulasi Hasil.
Bagian ini merupakan bagian inti pekerjaan yang harus Bapak/Ibu laksanakan. Dan pada halaman ini saja Bapak/Ibu mengisi seluruh data yang ada. Sedang
untuk data di halaman-halaman lain akan terisi dan terolah dengan sendirinya
secara otomatis. Untuk itu diperlukan ketelitian dalam pengisian tabel ini. Isi
data sekolah, dan tanggal pengisian/pelaksanaan pengambilan data. Selanjutnya
pada tabel silahkan Bapak Ibu Isi sesuai dengan data yang ada. Untuk Nomor
Urut, apabila bapak menghendaki bisa diganti dengan Nomor Siswa Asuh.
(selanjutnya nomor ini yang akan menjadi kunci dalam memanggil data pada Profil
Individual). Masukkan data dari lembar jawab siswa ke dalam table ini, ketikkan
nomor-nomor soal / pernyataan hasil pengerjaan siswa di kolom-kolom table
sesuai bagian masing-masing topik masalah. Ingat : Jangan sampai salah
memsukkan nomor soal, isikan di kolom-kolom sesuai dengan TOPIK masing-masing.
Pada akhir kolom dalam tiap-tiap topik terdapat jumlah soal / pernyataan
yang dikerjakan siswa. Di kolom ini karena sudah diberi fungsi rumus, maka dengan
sendirinya akan muncul angka jumlah soal/pernyataan yang ditulis siswa. Untuk
itu hati-hati jangan sampai salah menekan tombol Del ( delete
) di kolom ini, karena akan menghilangkan fungsi rumus dan membuat data in
valid di halaman-halaman selanjutnya.
6.
Halaman Profil Individu.
Pada Halaman
ini, Bapak/ibu akan dapat mengetahui Profil Individual dari masing-masing siswa,
yang ditampilkan dalam bentuk Tabel Bidang dan Frekwensi masalah, dan Grafik
berdasar pada Topik permasalahan serta Grafik berdasar Bidang masalah yang
dialami siswa.
Untuk
mengetahui Profil seorang siswa, Bapak/ Ibu cukup menuliskan "NOMOR
KLIEN" saja dengan mengganti nomor yang bertuliskan angka merah. (Nomor
ini adalah sesuai dengan Nomor pada Halaman Tabel yang telah Bapak/Ibu
Tuliskan). Dengan mengganti angka Nomor Klien ( angka merah ), secara otomatis
seluruh isi data akan berubah sesuai data yang dimiliki siswa yang diketikkan
nomornya tadi.
Mohon maaf,
Bapak/Ibu hanya dapat menulis pada bagian "Nomor Klien" saja.
Selebihnya halaman ini telah di "PROTECT" untuk menghindari dan
mengamankan Formula yang ada, sehingga tidak terjadi kesalahan.
Apabila
Bapak/Ibu ingin mencetak Profil Individual, dapat langsung diberikan perintah
Cetak (CONTROL + P) saja, sesuaikan ukuran kertas, dan margin agar hasil
cetakan dapat tampil dengan baik.
7.
Halaman Profil Kelas/Kelompok.
Sama seperti
Profil Individual, pada halaman ini Bapak Ibu dapat mengetahui Profil masalah
dari masing-masing kelas. Untuk mengetahui Profil masing-masing kelas, yang
perlu Bapak Ibu perhatikan adalah langkah berikut.
Ø Perhatikan
kolom pada halaman ini, dimana ada panah-panah kecil yang muncul dibawah nama
kolom
Ø
Untuk mengetahui Profil
kelas yang diinginkan, Klik saja panah kecil ( Kode Filter ) yang berada di bawah
kolom kelas.
Ø
Ketika muncul daftar kelas
yang ada, pilih kelas yang diinginkan, dengan meng "KLIK" pada kotak
kecil di kelas yang ingin di lihat.
Ø
Jika menginginkan seluruh
kelas muncul, Klik saja pada pilihan "ALL"
Bapak/Ibu hanya dapat melihat Profil tersebut dengan cara sebagaimana
prosedur di atas, tanpa bisa menambah data lain kecuali nama kelas di baigian
atas yang harus diisi sesuai kelas yang ditampilkan/dilihat. Pada bagian - bagian lain di halaman ini telah di
"PROTECT" untuk mengamankan Formula yang ada, sehingga tidak terjadi
kesalahan.
8.
Halaman Analisis Butir Soal
Per Kelas.
Pada halaman ini ditampilkan Analisis masalah untuk setiap butir permasalahan yang terjadi pada masing-masing kelas. Bapak/Ibu dapat mengetahui
masalah-masalah mana yang perlu mendapat prioritas pelayanan, yaitu
masalah-masalah yang derajat masalahnya "D" ayau "E",
dengan cara Klik Tanda Panah Kecil pada kolom Derajat permasalahan, kemudian
pilih "D" atau "E" atau dua-duanya.
Derajat masalah tertinggi ini diasumsikan sebagai permasalahan siswa yang perlu
ditangani atau kebutuhan siswa yang harus dipenuhi.
Pada halaman ini Bapak/Ibu hanya bias menulis/mengganti nama kelas dan jumlah siswa dari tiap-tiap kelas yang bapak/ibu ampu. Sedang pada bagian
lain terprotect untuk menghindari kerusakan formula/rumus.
9.
Halaman Analisis
Butir Soal Kelas Paralel.
Sama seperti pada halaman Analisis Butir Soal per kelas, pada halaman
ini ditampilkan Analisis per butir soal untuk seluruh kelas paralel. Gunakan
Cara yang sama untuk mengetahui Derajat Permasalahan yang ada.
Pada halaman ini Bapak/Ibu juga hanya bisa menulis/mengganti nama kelas di bagian atas dan jumlah siswa secara parallel kelas yang bapak/ibu
ampu, yang terletak di bagian samping kanan tabel. Sedang
pada bagian lain terprotect untuk menghindari kerusakan formula/rumus.
10.
Halaman Analisis Topik Per
Kelas
Pada halaman ini ditampilkan Analisis masalah berdasar Topik permasalahan yang terjadi pada masing-masing
kelas. Juga dilengkapi Grafik per topic dan per bidang
masalah yang terletak di bagian bawah tabel. Kedua
grafik ini secara otomatis akan muncul/terbentuk dengan sendirinya.
Gunakan Cara yang sama untuk mengetahui Derajat Permasalahan yang ada dan
yang lainnya seperti pada halaman analisis per butir soal per kelas.
11.
Halaman Analisis Topik Kelas
Parelel.
Pada halaman ini ditampilkan Analisis masalah berdasar Topik permasalahan
yang terjadi pada seluruh kelas paralel. Juga dilengkapi Grafik per topic dan
per bidang masalah yang terletak di bagian bawah tabel. Kedua
grafik ini secara otomatis akan muncul/terbentuk dengan sendirinya. Dengan
melihat kedua grafik ini Guru pembimbing akan secara mudah menentukan asumsi
skala kebutuhan dan permasalahan siswa sebagai langkah penyusunan program
pelayanan konseling.
Gunakan Cara yang sama untuk mengetahui Derajat Permasalahan yang ada dan
yang lainnya seperti pada halaman analisis per butir soal kelas parallel.
12.
Halaman Lembar Jawab.
Dalam hal ini Penyusun menyediakan 2 versi pilihan lembar jawab DCM, yaitu
: Lembar jawab Versi 1, dengan cara pengisian, Klien/responden memberikan tanda
"centhang" ( V ) pada nomor permasalahan yang dialami. Lembar jawab
Versi 2, dengan cara pengisian, Klien/responden menuliskan nomor permasalahan
yang dialami, pada kolom yang disediakan.
13.
Halaman Daftar Siswa Asuh.
Halaman ini berisi daftar siswa asuh beserta kegiatan layanan konseling yang
semestinya diberikan kepada masing-masing siswa. Nama-nama siswa akan muncul
secara otomatis manakala bapak/ibu mengetikkan nama-nama siswa/responden pada
halaman tabulasi. Untuk pengisian jenis layanan konseling dan kegiatan
pendukung per siswa , bapak/ibu harus memberikan tanda cek ( V ) pada
jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung secara cermat. Untuk pengisiannya
bapak/ibu bisa mencermati halaman Profil Kelas, dengan melihat jumlah masalah
di masing-masing topic/bidang permasalahan.
14.
Halaman Identifikasi
Kebutuhan
Halaman ini berisi contoh penyusunan Identifikasi Kebutuhan.Identifikasi Kebutuhan
ini penyusunannya harus dibuat sendiri berdasarkan hasil analisis DCM yang
telah dilakukan. Dalam penyusunannya bapak/ibu bisa mencermati dan
mempertimbangkan hasil-hasil yang berada pada halaman Analisis per butir soal per
kelas, Analisis per butir soal kelas parelel, Analisis per topic per kelas dan
analisis per topic kelas parallel.
15.
Halaman Kumpulan Materi Program.
Untuk memudahkan kerja bapak/ibu guru pembimbing, pada halaman ini penyusun
beri contoh Materi-materi Program Layanan Konseling. Contoh-contoh materi ini
bisa dipakai dan bisa juga tidak. Apabila bapak/ibu merasa tidak cocok dengan
contoh-contoh materi ini, bapak/ibu bisa mencari materi dalam sumber-sumber
yang lain.
Di
samping itu pada masing-masing halaman Penyusun lengkapi juga dengan fisilitas
hyperlink yang memudahkan bapak/ibu guru pembimbing untuk berpindah halaman
yang dibutuhkan. Yaitu dengan meng klik kotak-kotak warna pada bagian atas
halaman yang sudah tertulis alamat halaman yang dituju. Agar pada saat
pencetakan halaman, kotak-kotak hyperlink ini tidak ikut tercetak maka pada
bagian kotak-kotak ini jangan dimasukkan print area .
BAB. IV
PENUTUP
Sistem Aplikasi DCM
yang Penyusun buat ini bukan satu-satunya alat yang bisa gunakan dalam
melakukan analisis kebutuhan ( Need Assesment ) siswa. Banyak alat-alat serupa
yang diciptakan oleh Para Ahli atau Guru Pembimbing yang lain yang amat peduli
terhadap kemajuan dalam Bimbingan dan Konseling. Alat bantu analisis DCM ini
disusun semata-mata untuk mempermudah Bapak/Ibu Guru Pembimbing dalam
menganalisis DCM. Penggunaan dan pengembangan lebih lanjut sepenuhnya
diserahkan kepada Bapak/Ibu Guru Pembimbing. Sadar akan keterbatasan penyusun
dalam pembuatan Alat bantu ini, maka kritik dan saran senantiasa kami harapkan
demi untuk pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut.
---ooo000ooo---
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, Anne dan Urbina, Susana. 2006. Tes Psikologi (
Terjemahan ). Jakarta : Gramedia.
Mastur, Drs. ( 2009 ) : Laporan
Program Dan Praktik Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling. FIP , BK /
PPK Universitas Negeri Semarang.
Prayitno, Mungin, dkk. Pelayanan Bimbingan dan
Konseling Berbasis Kompetensi, Pusat kurikulum Balitbang Depdiknas,
Jakarata, 2002
Prayitno. 2005. Konseling Pancawaskita.
Padang : FIP Universitas Negeri Padang.
Prayitno. 2005. Aplikasi Instrumentasi BK. Padang : FIP Universitas Negeri Padang.
Assalamualaykum pak, saya cukup mengapresiasi kreativitas Bapak tersebut dalam pengolahan DCM. Hal yang ingin saya tanyakan adalah, dimana contoh system aplikasi DCM tersebut dapat dilihat? terimakasih pak :)
BalasHapus